Courtesy of www.kompasiana.com |
"Awas kalau ketemu hai sang kutu, akan aku pencet badanmu!" gerutunya sambil matanya terus mencari keberadaan sang kutu busuk pengisap darah.
"Pencarianku kali ini tidak sia-sia!" katanya. Sambil terus matanya melihat, tidak lepas dari sang kutu busuk yang sedang asyik menghisap darah dibagian betis kakinya."
virtual office jakarta utara .adv - Tangannya pun digerakkan secara pelan-pelan mendekati sang kutu busuk dan siap untuk menangkapnya, "hap! akhirnya kena juga kamu sang kutu busuk pengisap darah." sang bapak petani hatinya sangat girang sekali.
Kutu pengisap darah tertangkap, dengan jepitan ibu jari dan telunjuk tangan kanannya, sang kutu tidak bisa berkutik lagi.
"Beberapa hari ini kamu selalu mengisap darahku dan aku dibuat tidak nyaman oleh tingkahmu!" dengan gemes sang bapak petani berteriak kepada sang kutu.
"maaf-maafkanlah aku tuan yang baik hati! aku mengaku salah atas apa yang aku perbuat terhadapmu!" sang kutu busuk mengemis-ngemis meminta ampunan kepada sang bapak petani.
"Aku tidak berbuat kesalahan besar terhadap tuan, sebab makananku adalah darah!" sang kutu busuk berkata lagi.
"Namun hukuman akan tetap berjalan atas perbuatan yang telah kamu lakukan terhadapku, sekecil apapun tindak kejahatanmu."
Sang bapak peteni berkata dengan tegas.
Itu pasti akan terjadi kepada siapa pun dan dimana pun. Sekian.
Wasalam.
oleh : mamang
edit : galih
0 comments:
Post a Comment