Courtesy of www.dreamstime.com |
Pucuk-pucuk pohon dihutan seperti kaku saja tidak bergoyang sama sekali, sang angin sedang malas untuk bercanda dengan sang daun-daun pepohonan. Sepi sunyi hutan tanpa ada berisiknya sang burung yang sedang bernyanyi riang, bahkan sang burung telah berlindung di balik pohon-pohon rindang. Dan binatang hutan lainnya hanya berlindung di lubang masing-masing.
Adalah yang berlari-lari kecil di jalan setapak di pinggir ladang dekat hutan yang sunyi karena semua binatang bersembunyi dari panas terik matahari. Ternyata dia seorang bocah laki-laki kecil. Dari jalan setapak itu sang bocah terus berlari dan berbelok menuju pinggiran hutan. Di bawah rindang pohan-pohon hutan sang bocah masih terus berjalan menembus tengah hutan.
Maka sang bocah itu pun sampailah di tempat terbuka di pinggir sebuah sungai yang cukup besar dengan air jernih serta sejuk.
Tempat itulah sebenarnya yang menjadi tujuan dari sang bocah lelaki kecil ini.
Tanpa membuang waktu lagi sang bocah langsung terjun kedalam air sungai, badan yang tadinya panas dan gerah kini sudah segar kembali.
Karena asyiknya berenang, sang bocah tidak sadar telah sampai di tempat yang dalam dan cukup jauh dari pinggiran sungai.
Kakinya mengalami kram atau kebas serta tangannya kecapaian melawan arus sungai yang cukup kuat, sang bocah lelaki kecil ini hampir tenggelam di sungai itu.
Sang anak kecil itu berteriak-teriak minta pertolongan. Hatinya sangat ciut sekali sebab dia tahu sendiri jarang ada orang lewat di sungai yang berada di pinggir hutan ini. "Celakalah aku kini," demikian batinnya berkata.
Namun sang bocah tetap berusaha minta pertolongan dengan teriakkan-teriakkannya.
"Tolonglah! Tolonglah! Tolong! Tolong! Siapa pun yang lewat di pinggir sungai ini, tolong! Tolonglah!" Begitulah teriakkan sang bocah lelaki yang mau tenggelam hampir mati di sungai pinggir hutan.
Kebetulan sekali tidak jauh dari tempat kejadian tersebut seorang lelaki dewasa sedang berjalan-jalan dan mendengar teriak sang anak.
Lelaki dewasa tersebut mencari sumber suara dari orang yang minta pertolongan, dan akhirnya dia melihat sang bocah yang sudah lemas mau tenggelam sedang berteriak-teriak meminta pertolongan.
"Dasar anak bandel dan tidak berhati-hati, kamu berenang begitu jauh dari pinggir sungai!" Berteriak sang lelaki dewasa ini dari pinggir sungai.
"Harusnya kamu tahu sungai ini begitu dalam dan arusnya sangat kuat, bocah macam apa kamu ini?!" Lanjutnya memarahi sang anak yang mau tenggelam itu, masih berdiri dari pinggir sungai.
"Bapak tolong selamatkan aku dulu, setelah itu bapak boleh memaki atau memukulku samapai puas!" Teriak sang bocah.
Namun si lelaki dewasa ini terus saja memarahi bocah nakal hingga si bocah nakal ini pun akhirnya lenyap di telan air sungai. Sang lelaki dewasa terkaget dan menyesal, namun penyesalan di akhir tidak ada gunanya. Akhirnya dia sadari bila dirinya hanyalah seorang lelaki yang bodoh saja.
Intisari dari cerita ini adalah, jadilah anak yang baik dan jangan gegabah dan juga ingatlah bila bicara saja tidak akan bisa menyelamatkan orang.
Salam,
oleh: mamang
edit: n3m0
Advertising - Baca juga:
- Sang Banteng dan Kambing - Dongeng Inggris
- Sexopedia Series: Learned Sex Role Differences
0 comments:
Post a Comment