Courtesy of cerita114.blogspot.com |
Dan dalam kesempatan mencari gara-gara itu sang sigung bertemu sang raja hutan singa. Baru saja bertemu mereka langsung mau berantem.
Sang raja hutan singa mau mencengkram sang sigung dan akan melemparnya ke tempat kumpulan pohon mawar berduri. Namun sang sigung bukannya sembarangan dalam ribut, dia sudah biasa berkelahi dengan siapa saja sudah tentu tidak mudah sang raja hutan singa untuk mengalahkannya.
Sang singa tidak berhasil memukul atau menangkap sang sigung malah sebaliknya sang sigung balik menyerang sang raja hutan singa. Bahkan sang raja hutan`singa dibuat malu oleh sang sigung, sang raja hutan terkena surai senjata sigung yang berbau busuk. Sampai tiga hari sang raja hutan singa tidak pulang kerumahnya, karena malu dengan badannya yang berbau busuk menyengat sekali.
Dan setelah merasa bau busuk itu berkurang akhirnya sang raja hutan pulang juga kerumahnya, namun belum sampai kedepan rumah sang istrinya sudah ngomel dari kejauhan.
"Hai suamiku sang raja hutan! janganlah kamu masuk dulu kerumah!" seru sang ratu, "Nanti sarang kita akan berbau busuk yang susah hilangnya."
"Pergi sajalah suamiku berburu atau pulang kerumah ibumu!" serunya lagi."Sudak aku bilang jangan berurusan dengan sang sigung, sabab kamu tidak pernah menang melawannya."
"Akulah raja hutan!" sang singa marah menepuk cakar yang besar dan lalu mengaum sangat keras sekali tanda sang raja hutan sedang marah serta menunjukkan betapa hebatnya sang raja.
Aku akan pergi ketempat tiga penasehatku yang bijak, sang beruang, sang serigala dan yang satu lagi sang rubah. Maka sampai ditempat tiga penasehatnya. "Penasehatku sang beruang apakah badanku masih berabu busuk?" sang raja bertanya.
Dari jauh saja sang beruang sudah mencium bau busuk itu apa lagi dari depat sekarang, "Sangat berbau busuk sekali, raja."
Jawab sang beruang dengan jawaban yang sebenarnya. Singa marah besar lalu menerjang sang beruang dicabik-cabiknya tubuh sang penasehat dengan cakar besar yang kuat, sampai hancur berkeping-keping.
"Sekarang aku bertanya kepadamu sang serigala? mengapa melamun, kamu juga pasti mau bicara sama seperti sang beruang." Sang serigala tidak mau bernasib sama seperti sang kawannya beruang, cepatlah dia memberikan jawaban, "begini sang raja, aku kini ada disampingmu tentu saja aku mencium bau badanmu yang wangi bagaikan bunga rose dan harum bagaikan madu. Maka andalah yang layak dan tetap menjadi raja kami semua"
Sang raja hutan kesal sekali dengan jawaban sang serigala sebab singa tahu siapa serigala, dia adalah sang penipu ulung. Kemudian sang singa menerkam sang serigala, dihancurkanlah seluruh badannya dengan cakarnya yang kuat dan besar.
"Maaf sang raja aku tidak bisa membantu masalah ini, karena saya benar-benar masih sakit." sang rubah menjawab.
Janganlah berbicara yang mengundanng bahaya, diam juga tetap emas. Jika berbahaya untuk bicara, diam adalah bijaksana. Sekian.
Wasalam.
oleh : mamang
edit : galih
0 comments:
Post a Comment