Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Thursday, March 10, 2016

Cerita Tiga Pengusaha Tamak - Dongeng Yunani

Courtesy of 5berita.com
dongeng anak dunia - Sebuah negeri yang subur makmur, dihiasi dengan banyak bangunan-bangunan menjulang tinggi di jalanan kota dengan taman-taman yang resik tertata rapih. Ibu kota yang sangat ramai zaman itu dengan pusat perdagangan yang begitu hidup, pasar-pasar selalu dipadati pembeli dari pagi sampai malam hari. Itulah ciri khas suatu negeri yang maju dengan rakyatnya yang tidak kekurangan sandang dan juga pangan.

Namun suasana yang damai dan tentram segera berubah, kota dikejutkan oleh kepulan debu membumbung dikejauhan yang ditimbulkan langkah kaki para prajurit serta ribuan kaki-kaki kuda prajurit yang akan menyerang.

"Ada apa ini? Bagaimana, apakah kita akan lari? Musuh dari manakah yang akan menyerang kota kita?" ribuan pertanyaan terlontar dari seluruh rakyat negeri.

Rasa takut dan gelisah terlihat dari wajah-wajah rakyat yang tahu betapa kejamnya perang, apa yang harus mereka lakukan saat suasana gawat seperti sekarang.

Rapat darurat pun segera digelar Dewan Kota. Seluruh pimpinan pasukan, semua staf dalam pemerintahan kerajaan hadir, tokoh serta pemuka penduduk duduk bersama untuk membahas langkah selajutnya demi mempertahan negeri tercinta dari serangan musuh yang datang dari luar.

Musuh telah datang dari segala penjuru arah untuk menggempur negeri tercinta, seluruh rakyat dan tentara pasukan bahu membahu akan mempertahankan negeri ini sampai titik darah penghabisan, itulah tekad mulia yang telah mereka ikrarkan dari zaman dahulu kala.

Pimpinan negeri telah hadir membuka rapat darurat. Seluruh pasukan tempur yang dikepalai jendaral telah siap siaga dengan pertahanan yang dilipat gandakan, dibentuk kembali pertahanan benteng yang diperkuat pasukan khusus.

"Bagus sekali tuan jenderal yang terhormat, saya sangat setuju sekali!" semua benteng pertahanan yang mengeliling negeri dan kota tercinta ini, harus diberi tambahan benteng yang tebal dari batu bata yang lebih kuat, sehingga musuh tidak bisa menjebol masuk.

"Kalau semua sudah setuju dengan usul yang saya berikan tadi, akan saya siapkan batu bata dan siapkan pula seluruh dananya!" Demikianlah usulan yang dikemukakan sang lelaki yang berbadan tegak dengan kulit mukanya yang berwarna merah bata seperti warna batu bata bikinannya.

"Baiklah saya juga setuju dengan usul sang jenderal, namun saya tidak mungkin setuju dengan usul yang diajukan lelaki pembuat batu bata!, sebab membangun benteng dangan menggunakan batu bata akan memakan waktu lama, mungkin saja sebelum selesai pembangunan musuh telah lebih dulu masuk. Usul saya adalah lebih baik memakai balok-balok kayu yang besar-besar dengan demikian benteng akan lebih kokoh dan pembuatan akan lebih cepat selesai. Kalau semua setuju dengan usul yang saya ajukan saya akan siapkan ribuan balok kayu yang kuat-kuat dan tuan jenderal tinggal siapkan dananya." Usul kedua datang dari seorang lelaki yang bertubuh tinggi kurus dan berkulit putih kecoklatan.

Selang beberapa menit kemudian seorang lelaki berdiri, "Hadirin sekalian yang hadir dalam rapat darurat ini kita harus menghemat waktu dan tenaga, jangan tertipu oleh kedua orang tadi yang menawarkan batu bata dan balok-balok kayu!. Semua prajurit pun tahu bahwa yang yang paling utama dalam pertahanan adalah tameng yang tidak tembus senjata musuh, untuk itu aku akan membuatkan tameng yang terbuat dari kulit-kulit sapi yang tebal yang tidak bisa tembus oleh senjata lawan." Orang yang ketiga ini sambil berbicara, tangan tidak berhenti menunjuk kiri dan kanan seolah-olah dia sedang melakukan aksi perang yang menggunakan tameng.

"Baiklah semua harus setuju dengan usulan saya yang paling tepat dan benar, sekarang pun akan saya siapkan kulit-kulit sapi yang tebal-tebal dan tuan jenderal harus siapkan pula dananya."

"Rakyatku adalah pengusaha-pengusaha yang hebat, namun dalam situasi yang sedang dihadapi negeri tercinta ini mereka masih saja memikirkan sebuah keuntungan besar." Sang jenderal berkata dalam hati.

"Sungguh mereka tidak tahu diri, kepentingan negeri masih saja dicampur adukkan dengan kepentingan pribadi atau keuntungan diri sendiri. Jiwa patriot mereka tidak ada sama sekali, yang tertanam dalam jiwanya." Bisik hati sang jendral.

Ego yang begitu tinggi tidak memikirkan kepentingan orang lain, sungguh tindakkan yang tidak terpuji sekali. Sekian.

Wasalam.
oleh : mamang
edit  : galih
Advertising - Baca Juga :
Keseimbangan Antara Professional dan Personal Life Para Sahabat SekretarisKu
Arab Saudi - Houthi Bertukar Tawanan, Harapan Perdamaian Muncul
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...