Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Thursday, March 3, 2016

Sang Anak Sapi dan Sang Lembu - Dongeng Yunani

Courtesy of fasabbih.blogspot.com
dongeng anak dunia - Sudah menjadi tugas kebiasaan sang lembu setiap harinya, bangun tatkala ayam jantan baru berkokok pagi sekali. Bapak tani akan membawanya bekerja keladang dengan beban bajak diatas pundak, digaruknya tanah ladang dengan bajak sampai gembur menjadikan tanah kembali subur dan benih siap ditabur.

Tengah hari barulah sang bapak tani istirahat dari membajak, pekerjaan yang kedua adalah mengambil air dari kali. Gentong-gentong air telah berada dipundak siap diisi air sungai untuk menyirami tanaman ladangnya, sungguh pekerjaan yang sangat berat bagi sang lembu yang setiap hari sudah menjadi tugas rutinnya. Menjelang malam barulah sang lembu pulang ke kandang dalam keadaan badan yang begitu letih.

Dan ketika musim panen gandum tiba, sang lembu bekerja memutar roda pengilingan yang berat sampai sehari penuh sungguh menguras tenaga yang begitu berat. Sehari saja beristirahat selama tinggal dirumah bapak tani rasanya belum pernah, sang lembu benar-benar seorang pekerja berat yang sangat rajin.

Namun selain sang lembu bapak tani juga mempunyai seekor anak sapi. Sang anak sapi akan keluar tatkala sang bapak tani membuka pintu kandangnya setiap pagi.

Sang anak sapi akan bebas berkeliling kemana pun dia suka, kerjanya hanya makan rumput disekitar ladang yang penuh dengan rumput hijau yang sangat manis dan lezat.

Tubuhnya sangat cepat gemuk, anak sapi pun berubah menjadi seekor sapi yang sangat gemuk dan besar, dan sang anak sapi sering sekali melihat sang lembu lagi bekerja keras.

"Sang bapak lembu!" sang anak sapi besar dan gemuk menyapa.

"Ada apa sapi muda yang gemuk dan besar!" menjawab sang lembu pekerja keras.

"Sebenarnya aku sangat tidak tega melihat kamu yang harus bekerja sangat keras!" ungkapan katanya memperlihatkan mimik muka yang sangat sedih dan perihatin.

"Mengapa dengan aku?" sahut lembu "Kenapa tidak tega melihatku?"

"Apakah kamu tidak merasa capai dengan lehermu yang selalu diikat sampai keladang dan membawa bajak yang berat dipundakmu, terus kamu bekerja sampai malam."

"Dan apabila musim panen gandum tiba kamu akan terus memutar pengilingan yang sangat berat. Kasihan sekali derita yang harus kamu pikul selama ini." Kembali sang anak sapi muda berkata dengan mimik muka sangat sedih yang dibuat-buat ledekan halus terhadap sang lembu.

Sang sapi muda ini hampir setiap hari datang dan selalu berkata yang sama, tentang apa yang sedang terjadi kala itu, sudah menjadi suatu kebiasaan untuk mengejek sang lembu.

Sang lembu sudah tahu akan semua tingkah laku sang anak sapi terhadapnya namun sang lembu hanya membiarkan saja tidak pernah meladeni ejekkannya.

Waktu berputar terus, tidak terasa hari raya telah tiba, semua orang menyambut gembira. Keluarga besar bapak tani pun telah berkumpul dirumah besar bapak petani.

Bapak petani membukakan pintu kandang, "dihari raya ini kamu libur, kamu boleh pergi kemanapun kamu suka!" berkata bapak tani sambil memberikan setumpuk rumput hijau makanan kesukaan sang lembu.

Sang lembu pun sangat bahagia dihari raya ini, tidak menunggu lama rumput makanan itu pun disikat habis.

Dan sang bapak petani berlalu dari tempat itu pergi kekandang sapi yang ada dibelakang kandang lembu. Kemudian leher anak sapi yang gemuk itu pun diikat dengan tambang yang telah dipersiapkan oleh sang bapak petani.

"Moooo! ada apakah ini! mengapa leherku diikat begini?" sang anak sapi sambil bertanya dan sangat kaget bukan kepalang, "apa yang akan dilakukan sang bapak tani terhadapku."

"Dihari bahagia ini kita semua merayakannya dengan suka-cita, seluruh keluarga besarku menanti makanan lezat dan nikmat."

"gulai sapi dan sate sapi dari daging sapi muda pasti gurih dan empuk"

Begitulah nasib anak sapi muda yang selanjutnya, dikala semua orang berbahagia dia menjadi daging santapan untuk kebahagiaan orang-orang keluarga besar bapak petani tersebut.

Penderitaan, musibah, nasib buruk, akan terasa ringan menanggungnya asalkan kita ikhlas dan berjiwa besar dalam menerimanya. Berjalanlah seperti air mengalir. Sekian.

Wasalam.
oleh : mamang
edit  : galih
Advertising - Baca Juga :
Selingkuh, Kenapa Hal Ini Sering Menimpa Anda?
Italia Terancam Oleh ISIS
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...