Courtesy of deapara.wordpress.com |
Sementara sang keledai kepunyaannya sedang asyik memakan rumput, terlihat sang keledai itu makan rumput dengan lahapnya setelah dari pagi sampai siang bekerja memeras keringat.
Sore yang tenang dan indah dengan pemandangan yang begitu tenteram diatas bukit.
Namun kedamaian itu tidak berlangsung lama sebab dari sebelah utara sudah terlihat gelagat yang sangat mencurigakan.
"Apakah itu gerangan?" pikir sang gemabala tua ketika matanya melihat satu gerakan yang sangat ribut dan kacau sekali.
"Tempur! gembur! habiskan!" pasukan musuh datang dengan persenjataan lengkap telah datang untuk menyerbu.
Satu pasukan prajurit dari arah utara yang terdapat padang rumput sedang menuju kearah bukit, sang gembala tua melompat dari tempat duduknya berlari menuju tempat keledainya yang sedang merumput.
"Keledaiku cepatlah lari musuh telah datang ketempat kita!" sang Penggembala berteriak kepada keladai.
"Keledaiku cepatlah kabur dari tempat ini dan ikut dibelakangku!"
"Keledaiku!!!" sang Penggembala semakin ketakutan saja, namun sang keledai tetap saja diam dan tidak bergeming dari tempat merumputnya.
"Dasar keledai pemalas yang tidak tahu diuntung," sang Penggembala tua sangat marah sekali kepada keledainya.
"Bapak gembala yang terhomat! seandainya saya tertangkap apakah saya akan bekerja lebih atau dua kali lipat dari pekerjaan yang sekarang saya kerjakan atau bekerja seperti biasa mengangkat beban yang berat dipunggungku dan membantu pekerjaan berat yang lainnya seperti biasa?"
"Oh tidak! kamu tetap bekerja seperti biasa saja!" berkata sang gembala tua.
"Kalau begitu santai saja bapak gembala tua, mengapa saya harus lari dari tempat ini?, pada akhirnya saya akan bekerja mengangkat beban juga, diatas punggung saya. Sama saja kan bapak gembala tua?"
Sudah turun temurun saya sang keledai menjadi pekerja berat.
Sebagai rakyat kecil, rakyat jelata, khalayak ramai atau kalangan bawah, siapa saja yang akan menjadi penguasa atau yang berkuasa tidak ada bedanya atau tidak masalah, yang menjadi masalah adalah bisa makankah kami rakyat jelata atau kalangan bawah. Sekian.
Wasalam.
oleh : mamang
edit : galih
Advertising - Baca Juga :
- Konsultasi: Bagaimana Mengatasi Stress Dalam Bekerja?
- Negara Islam Serang Kota Perbatasan Tunisia, 50 Tewas!
0 comments:
Post a Comment