Courtesy of haifahtrirahayu.blogspot.com |
Sementara pada dahan sebuah pohan besar yang sangat rindang sekali, bersaranglah seekor burung hantu. Bukan sengaja dia memilih pohon tersebut tapi karena selain besar pohon tersebut begitu rindang, sehingga bilamana musim penghujan datang air yang tercurah tidak terlalu banyak mengenai sarangnya yang tertahan oleh daun-daun lebat. Dengan demikian sang burung hantu akan tetap nyaman-nyaman aja berada di dalam sarangnya tanpa terganggu, pandai benar burung yang satu ini memilih tempat tinggal bersarangnya.
Demikian pula di bawah pohon ini telah menjadi pilihan dari seekor gajah yang bilamana malam tiba, dia akan beristirahat di bawahnya dengan nyaman pula, tidak takut akan hujan yang kadang-kadang curahnya begitu banyak sehingga menganggu waktu tidurnya.
Meraka hampir setiap hari bertemu dan sering sekali bercakap-cakap menceritakan pengalaman hidupnya masing-masing. Kadang-kadang mereka bercerita pengalaman indah dalam hidupnya sehingga mereka bercerita sambil tertawa-tawa atau kadang-kadang mereka bercerita pengalaman duka yang membuat mereka berdua merenung atau bersedih memikirkannya.
Dari seringnya mereka bertemu dan berkumpul bercerita itulah timbullah ikatan persahabatan yang sangat erat sekali antara keduanya seperti saudara saja rupanya mereka berdua kini.
Namun selepas malam ketika waktu mereka bercerita selesai dan sang burung hantu pamit pergi untuk mencari makan, tiba-tiba perut sang gajah yang memang makannya selalu banyak merasakan sangat lapar sekali, kemudian dia pergi ke sebuah padang rumput untuk makan malam.
Namun dalam perjalanan menuju padang rumput, sang gajah secara tidak sengaja bertemu dengan kelompok rombongan setan-setan hutan yang sangatlah buas serta ganas, bahkan kelompok rombongan setan tersebut ada Raja dan Ratunya yang ikut serta.
"Tangkap-tangkap! binatang yang badannya besar itu!" teriak sang Raja setan memerintahkan anak buahnya.
"Memangnya siapakah binatang yang badannya besar ini, tuan Rajaku?" tanya setan anak buah Raja.
"Ketika suatu malam aku tertidur dan bermimpi menelan binatang yang badannya sangat besar mirip dia, maka tangkaplah aku ingin mimpiku yang indah itu menjadi kenyataan!" serunya lagi.
Dengan mudahnya setan-setan anak buah Raja setan menangkap gajah yang hanya diam terpaku karena takut, dia tidak sedikitpun melakukan perlawanan karena badannya terasa sangatlah lemas.
"Tamatlah sudah kini riwayat hidupku kalau benar-benar aku sampai ditelan sang gajah," pikir gajah dalam hatinya. "Tetapi apakah Raja setan sanggup menelan tubuhku bulat-bulat karena badanku sangatlah besar?" tanyanya lagi masih didalam hatinya.
Tetapi sebelum Raja melaksanakan niatnya untuk menelan sang gajah,turunlah seekor burung hantu lalu hinggap di badan sahabatnya sang gajah, sambil berteriak-teriak nyaring sekali.
"Ini dia! ini dia! Raja setan yang aku cari-cari dan akan menjadi jodoh dalam hidupku," katanya sambil menunjuk Raja setan yang kaget atas kedatangan sang burung hantu.
"Hai! apa maksud dari semua ini?" tanya Raja setan.
"Begini sang Ratu setan, malam tadi ketika aku tertidur aku bermimpi bertemu denganmu Ratu setan dan menikah denganmu, untuk itu aku ingin segera menikah denganmu, biar mimpiku menjadi kenyataan", kata sang burung hantu sambil tersenyum bahagia rasanya.
"Tidak,....., tidak, aku tidak mau menikah dengan seekor burung hantu yang sangat jelak!" seru Ratu setan sambil berdiri memandang Raja setan dengan matanya yang melotot merah, tanda dia sedang marah sekali.
"Hanyalah mimpi bukan kenyataan yang sebenarnya, engakau tidak akan menikah dengan burung hantu, aku pun tidak akan menelan binatang yang berbadan besar itu," sahut Raja setan sambil memerintahkan anak buahnya untuk melepaskan sang gajah dari cengkeraman anak buahnya.
Raja setan sangatlah takut terhadap istrinya, sehingga niatnya untuk menelan sang gajah dibatalkan karena akal-akalan sang burung hantu yang sangat cerdik ketika menyelamatakan atau menolong sang gajah sahabatnya.
Sang gajah sangatlah berterima kasih kepada sang burung hantu yang telah membela dan menyelamatkan nyawanya, kini dua sahabat itu pulang ke tempat di mana dia selalu beristirahat, di bawah pohon besar yang sangat rindang.
Pergunakan akal pintarmu dengan bijak terutama untuk menolong temanmu yang sedang dalam kesulitan.
Sekian.
Wasalam.
oleh : mamang
edit : galih
0 comments:
Post a Comment