Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Monday, August 15, 2016

Sang Tukang Batu Part 1 - Dongeng Cina

Courtesy of www.indexmuslim.com
dongeng anak dunia - Sekali waktu di sebuah kota kecil di tanah China, hiduplah tukang batu. Sang tukang batu menggunakan palu dan pahat untuk dibuat ornamen, patung dan batu kubur dari batu. Dia sangat teliti dan baik dalam pekerjaannya, dan orang-orang disekitar mengagumi skil keseniannya.

Suatu hari dia pun dipanggil ke rumah orang yang sangat kaya raya, dia ingin mengukir sejumlah besar patung untuk menghormati nenek moyang leluhur orang kaya tersebut. Dengan senang hati tukang batu melakukan pekerjaan yang telah menjadi profesinya dengan sangat baik dan dibayar mahal setimpal dengan hasil karyanya. Tapi ia sangat terkesan dengan kekayaan orang tersebut, ia mengagumi rumah megah besar dengan para pelayan yang selalu siap melayani setiap keinginan dari Tuannya dan bahkan makanan-makanan enak siap disajikan sepanjang hari. Bahkan semakin lama dia berdiam di rumah orang kaya tersebut semakin membuat iri hatinya saja. Dia ingin kaya dan bergaya hidup seperti orang kaya tersebut, ia memutuskan ingin menjadi orang kaya dan mulai bertanya-tanya tentang bagaimana caranya orang itu menjadi kaya seperti saat ini.

Pada zaman itu di China ada banyak sekali roh-roh yang siap membantu, hampir seluruh penduduk yang hidup di daerah tersebut memiliki kekuatan magic. Salah satu dari mereka telah membawa tukang batu untuk memberikan petunjuk dan memutuskan untuk memberi keinginannya. Dan benar saja keesokan harinya tukang batu yang terbangun dari tidurnya, menemukan dia telah tinggal di sebuah rumah bagaikan istana dengan pelayan-pelayan telah siap  berada di sekitar dirinya, membawakan dia air dan handuk untuk mandi dan hidangan mewah atau sarapan paginya. Tukang batu sangat senang hatinya, dia mengenakan sutra terbaik dan menghabiskan hari-harinya bertanya-tanya tentang kota-kota dan pedesaan sekitarnya. Kala waktu luang dia gunakan untuk pelesiran berjalan-jalan bersenang-senang.

Suatu hari dia terbangun mendengar keributan besar di luar, didepan jalan rumah megahnya . Seorang administrator tinggi sedang lewati kota, disertai dengan pasukan kecil dari PNS dan drumer untuk mengumumkan kedatangannya. Administrator tinggi diusung diatas kursi tinggi, dan saat melewati kota, semua orang membungkuk dan bersujud kepadanya. Tukang batu yang datang dari dalam rumahnya menyaksikan prosesi tersebut. Sebagai administrator tinggi, dia melewati orang yang terus berdiri tegak yang tidak membungkuk membuatnya tersinggung lalu bertanya, "Mengapa engkau berdiri saja tidak menghormatku?” tanyanya. “Mengapa saya harus tunduk dan membungkuk,” pikir dia. "Saya orang yang kaya raya dan banyak uang, dan banyak pula pegawai-pegawaiku pada kenyataannya tidak jauh berbeda sepertiku!”. Tetapi administrator tinggi sangat marah dengan tukang batu karena tidak menunjukkan rasa hormat, ia merasa harus diberikan pelajaran cara bersopan santun dan memerintahkan anak buahnya untuk menangkapnya. Mereka membawa tukang batu ke luar kota dan diberikan pelajaran kepadanya dengan sangat begitu parah sehingga dia hanya bisa terbaring dalam debu ketika para pelayannya menemukan sang tuan tukang batu tersebut datang menolongnya dan membawanya pulang ke rumah megahnya.

Tukang batu yang sedang berbaring di tempat tidurnya sedang mengobati luka-lukanya, berpikir bahwa dia harus menjadi seorang administrator tinggi. "Aku mungkin orang kaya dan memiliki banyak uang," pikirnya, "tetapi aku tidak memiliki semua kekuasaan mutlak dan pengawal pribadi pemerintah kerajaan." Dia berharap bisa menjadi salah satu admistrator tinggi kerajaan seperti mereka.

Dan berkat semangat serta bantuan roh yang mendengar dalam pikirannya, dalam hitungan detik dia telah berubah menjadi seorang admistrator tinggi. Sekarang dia sedang melakukan perjalanan negara, dia duduk diusung diatas kursi tinggi, dikelilingi oleh pegawai negeri atau PNS, drumer dan tentara. Dia adalah seorang administrator yang sangat kejam, apabila melanggar akan diberikan denda dan hukuman kepada setiap orang yang dianggap bersalah. Orang-orang membencinya dan takut padanya. Suatu hari ia sedang melakukan perjalanan melalui pedesaan dengan rombongannya, dia duduk di kursi yang tinggi, ketika mereka melihat beberapa gadis-gadis muda memetik bunga di pinggir jalan, sang tukang batu dan pengawalnya memutuskan untuk menangkap gadis-gadis tersebut dan ingin bersenang-senang dengan mereka semua. Ketika para gadis melihat orang-orang datang ke arah mereka dengan bengis, gadis-gadis mulai berlari dan berteriak dengan suara-suara keras melengking. Beberapa petani yang bekerja di ladang dekat dengan tempat tersebut mendengar jeritan dan datang untuk menyelamatkan gadis-gadis tersebut. Dengan sangat berani dan dipersenjatai dengan alat pertanian yang sedang mereka pegang ditangannya, mereka membela mati-matian. Mereka memukuli PNS dan menangkap administrator mewah, merobek pakaian bagus dari tubuhnya dan disembbunyikan di suatu tempat yang aman tidak terlacak.

Sang tukang batu terbaring di lapangan, merawat luka-luka parahnya, dia mengagumi semangat para petani sederhana, dan memutuskan hal terbaik dalam hidupnya harus menjadi salah satu dari mereka. Sebelumnya dia merenung memohon dikabulkan kembali permintaannya, maka dia berubah menjadi seorang petani. Rohnya telah mewajibkan untuk mengikuti setiap keinginan dari tuannya. Sang tukang batu kini sedang menikmati hidup menjadi seorang petani. Setiap hari ia akan pergi ke ladang dan desa-desa lainnya, membajak dan membalik tanah, menabur benih dan menarik keluar gulam-gulam serta rerumputan membuat lahan ladangnya terhindar dari tumbuhan lainnya yang tidak bermanfaat. Dia menjadi pekerja keras tetapi sangat memuaskan hatinya. Satu-satunya masalah adalah matahari, panas yang dikeluarkan sang matahari tak kenal lelah, membuatnya berkeringat dan dia cepat sekali lelah.

Dia menyadari dan melihat beberapa hewan yang sedang berteduh. Bukan itu saja, ada beberapa pria lainnya yang tengah bekerja sedang berteduh. Binatang seperti kerbau, tinggal di dalam air menghindari sengatan sinar surya, hanya beberapa petani yang tetap bekerja di ladang mereka sepanjang hari, tidak teralau sering berlindung dari sengatan panas matahari yang memancar dari langit, mungkin sudah terbiasa. Minggu-minggu berlalu, tukang batu terus mengagumi dan menghormati sang matahari. Akhirnya ia berharap bisa menjadi matahari, dan sebelum dia menyadari semuanya itu, bahwa dia akan tinggal tinggi diatas langit biru, tetapi roh telah merubah dirinya. Sebuah bola api besar mengirimkan panas turun ke bumi dengan semena-mena, “sekarang giliranku untuk menertawakan orang-orang kecil dan orang-orang lemah di bawah sana di bumi, mereka tidak bisa melakukan apa-apa untuk melarikan diri dari sengatan panasku,” pikirnya. Kekuatan dahsyat panasnya bola api matahari yang membakar bumi.

Lanjutan cerita Sang Tukang Batu Part 2 - Dongeng Cina

oleh : mamang
edit  : galih
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...