Courtesy of Pixabay |
"Hai! orang-orang jangan bersedih!. Sia-sia Anda semua mencari Pangeran Alphege, lebih baik kembali ke negara Anda sendiri dan beritahu bahwa dia tidak akan dikembalikan kepada sang Raja sampai Anda mengenalinya".
Dengan berakhirnya kata-kata tersebut dia pun menghilang, seluruh istana dirundung bingung dan sedih yang amat sangat. Segala upaya telah mereka usahakan untuk menemukan Pangeran tetapi tidak berguna, mereka tidak punya pilihan selain untuk pulang, mereka kembali membawa berita duka yang begitu sangat tertekan bagi sang Raja sampai dia jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia tidak lama setelah kejadian tersebut.
Ratu sangat senang melihat mahkota di kepala anaknya dan memiliki kekuatan di tangannya sendiri. Aturan keras telah dia buat dengan tangan serakahnya dan dia percaya bahwa dia telah membuat Pangeran Alphege pergi untuk selamanya. Peri gunung Fairy telah berhasil dengan rencananya, sang Raja telah mutlak di tangan anaknya, revolusi kini telah muncul.
Sementara itu, mantan pengasuh dari sang pengeran malang Alphege yang telah kehilangan suaminya segera setelah kematian Raja pensiun ke rumahnya sendiri dengan putrinya yang dibesarkannya, seorang gadis cantik dan paling lembut, dan keduanya terus meratapi kehilangan Pangeran mereka tersayang .
Pada suatu pagi seorang Raja muda turun untuk berburu semua sasaran dalam hutan, dikhususkan dulu sang baginda untuk menembak pertama kali. Dan sering terlibat dalam hobi favoritnya yang dihadiri oleh para pemuda yang paling mulia di kerajaannya. Suatu hari, setelah tidur menunggu malam yang panjang menjelang pagi, ia berhenti untuk beristirahat di dekat sungai dibawah naungan kayu kecil, dimana tenda indah telah disiapkan untuknya.
Sementara disiang hari tiba-tiba dia melihat seekor monyet kecil hijau yang sedang duduk di dahan sebuah pohon dan memandang dengan sinar matanya yang begitu lembut, ia merasa cukup senang berjumpa dengan sang Raja. Dia melarang para pengawal istana untuk menakut-nakuti monyet tersebut, melihat berapa banyak perhatian sedang tertuju melihatnya, sang monyet melompat dari dahan ke dahan dan lompatan panjangnya yang lebar secara perlahan mendekati sang Raja yang menawarinya beberapa makanan.
Sang monyet tanpa ragu-ragu mengambilnya dengan gerakkan yang lembut. Raja melihatnya dia berlutut, dan, senang dengan menangkapannya, lalu membawanya pulang ke istana. Dia percaya tidak ada orang lain yang melarang dengan kepeduliannya, dan seluruh Mahkamah tidak banyak berbicara apa-apa tentang monyet hijau yang kini dipelihara sang Raja baru mereka.
Suatu pagi, dirumah adik sang raja yang telah tiada sekaligus sebagai pengasuh Pangeran Alphege ketika masih ada di istana sedang bersama-sama santai di rumah barunya bersama putri cantiknya. Ketika seekor monyet kecil melompat melalui jendela yang sengaja dibuka kalau pagi hari. Dia sang monyet telah melarikan diri dari istana dengan sopan santun yang begitu lembut dia membelai sang Zayda, dan ibunya sangat ketakutan. Pertama-tamanya mereka akan segera kabur.
Sang Raja segera menyuruh seluruh pengawai untuk mencarinya, selang beberapa waktu mereka telah menemukan dan akan menjemputnya di rumah adik sang Raja terdahulu. Tetapi sang monyet membuat teriakan memilukan dan tampak begitu bahagia ketika orang berusaha untuk menangkapnya, dua wanita memohon Raja untuk meninggalkan dia beberapa waktu lebih lama bagi sang monyet untuk tinggal di rumah mereka, sang Raja setuju.
Suatu malam, ketika mereka duduk dekat air mancur di depan taman rumahnya, monyet kecil terus menatap Zayda dengan mata sedih dan penuh kasih sehingga dia dan ibunya tidak bisa memikirkan apa yang membuatnya sedih, dan mereka lebih terkejut ketika mereka melihat air mata besar bergulir di pipinya.
Hari berikutnya ibu dan anak sedang duduk di sebuah pondok Melur di taman, dan mereka mulai berbicara lagi tentang monyet hijau dan cara yang aneh. Sang ibu mengatakan, "Anakku sayang, Ibu tidak bisa lagi menyembunyikan perasaan Ibu darimu. Ibu tidak bisa merahasiakan hal ini darimu lagi, sebenarnya monyet hijau tersebut tidak lain adalah Pangeran Alphege, dia berubah dalam wujud yang aneh ini. Ibu tahu ini terdengar aneh, tapi Ibu tidak bisa menemukan cara lain untuk merubahnya dari kekutan sihir peri gunung Fairy, namun kekuatan itu kini telah sirna dan perdamaian akan segera terwujud dengannya."
Cerita Sebelumnya : Sang Monyet Hijau 1 - Dongeng Persia
Cerita Selanjutnya : Sang Monyet Hijau 3 - Dongeng Persia
Wasalam,
oleh : mamang
edit : galih
0 comments:
Post a Comment