Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Thursday, November 10, 2016

Sang Monyet Hijau 3 - Dongeng Persia

Courtesy of Pixabay
dogneng anak dunia - Saat ia berbicara ia melihat ke atas, dan sang monyet kecil sedang duduk, dengan air mata dan gerak tubuh tampaknya mengkonfirmasi kata-katanya. Malam harinya wanita tua menghampirinya dalam mimpinya dan dia berkata kepada ibu baptis,

"Jangan menangis lagi, ikuti arahan saya, pergilah ke kebunmu dan angkat lempengan marmer kecil di kaki pohon murad besar, Anda akan menemukan vas kristal diisi dengan cairan hijau terang. Ambillah dan pikiran sesuatu hal yang paling baik dalam pikiranmu, masukkan cairan dalam vas kedalam bak penuh dengan mawar dan gosok dengan baik dengan cairan hijau ke seluruh badan monyet hijau tersebut," lalu suara wanita tua itu tidak terdengar lagi.

Mendengar kata-kata dalam tidurnya, dia langsung terbangun dan tidak membuang waktu lagi pergi bergegas ke taman dimana ia menemukan semua yang diucapkan sang wanita tua, sesuai yang telah dijelaskan. Lalu ia cepat-cepat membangunkan putrinya dan bersama-sama mereka menyiapkan segala keperluan mandi, karena mereka tidak akan membiarkan wanita tamak yang menguasai kerajaan terus berjaya.

Zayda mengumpulkan bunga-bunga mawar dalam jumlah cukup banyak, dan ketika semua siap mereka menempatkan monyet ke dalam bak jasper besar, dimana sang ibu mengosok seluruh badannya dengan cairan hijau. Ketegangan mereka tidak lama, karena tiba-tiba kulit monyet turun, dan disana telah berdiri Pangeran Alphege yang tampan dan paling menarik dari semua pria.

Kegembiraan pertemuan tersebut tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Sang pangeran memohon kepada sang ibu baptisnya untuk menjalin hubungan dengan anaknya dan menjadikannya sebagai tunangan, dia mengatakan kepadanya tentang semua penderitaannya di gurun ketika ia pertama kali berubah. Saat dia sedang nyaman-nyamannya, tiba-tiba dia dikunjungi Good Queen atau Ratu Bagus, yang memiliki pengalaman dalam hidupnya dan akhirnya di jalan dia bertemu dengan saudaranya yang kini telah menjadi Raja.

Beberapa hari dan waktu dihabiskan dalam percakapan yang menarik, sang ibu baptis memikirkan cara terbaik untuk mndapatkan kembali tahta Raja yang memang adalah hak Pangeran Alphege.

Di istana, Ratu merasa sangat cemas, dia merasa yakin dari pertama melihat monyet peliharaan anaknya tidak lain adalah Pangeran Alphege, dan ia ingin mengakhirinya. Kecurigaannya dikonfirmasi oleh Peri Gunung, dan dia bergegas menangis kepada Raja peri untuk merubah kembali anaknya menjadi manusia biasa untuk menegakkan keadilan.

"Saya diberitahu," serunya, "beberapa orang telah dibuatnya sakit dan dibangkitkan seorang penipu dengan harapan pembayaran yang sangat mahal dari diri Anda, Anda jangan takut sekarang karena mereka semua kini telah dihukum mati," kata Raja peri.

Sang Raja yang sangat berani meyakinkan ibunda Ratu bahwa ia akan segera menghukum para konspirator. Dia membuat pertanyaan-hati dalam masalah ini, dan berpikir tidak mungkin seorang janda tenang dan seorang gadis muda akan berpikir mencoba sesuatu tentang sifat revolusi.

Dia bertekad untuk pergi dan melihat mereka, dan untuk mengetahui kebenaran untuk dirinya sendiri. Jadi satu malam, tanpa mengatakan apa-apa kepada Ibu Ratunya, ia berangkat ke rumah dimana tinggal dua wanita, diikuti oleh sekelompok kecil pengawal. Dua wanita yang pada saat asyik mengobrol dengan Pangeran Alphege, mendengar ada orang datang mengetuk pintu dimalam hari yang telah larut. Sang pangeran melihat mengintip dahulu dan dia terkejut ketika pintu dibuka karena melihat Raja dan pengawalnya.

"Aku tahu, kalau Anda sedang berencana untuk merebut mahkota saya, dan aku datang untuk meminta penjelasan Anda." Saat ia hendak menjawab, Pangeran Alphege yang telah mendengar semua, dia maju dan berkata , "ini adalah saya Pangeran Alphege, Anda harus menanyakan dan meminta penjelasan." Dia berbicara dengan sangat ramah seperti layaknya orang yang bermartabat, semua orang menatapnya dengan terkejut diam membisu. Akhirnya Raja sadar pulih dari keterkejutannya mengenali saudaranya yang telah hilang beberapa tahun sebelumnya dan berseru, "Ya, Anda memang adikku dan sekarang saya telah menemukan Anda, saya akan memberikan tahta yang saya junjung dan yang sudah tidak benar lagi."

Setelah berkata demikian, ia memberi hormat dan mencium tangan sang Pangeran Alphege kemudian mereka berpelukan, lalu bergegas ke istana kerajaan dimana dihadapan seluruh pengadilan ia menerima mahkota dari tangan kakaknya. Untuk membersihkan keraguan hatinya, dia menunjukkan ruby yang diperoleh dari Good Queen atau Ratu Baik dimasa kecilnya. Pada saat yang sama kekuasaan Queen jahat telah berakhir.

Raja Alphege tidak membuang waktu lama, dia menikahi kekasihnya yang cantik dan mempesona yaitu putri Zayda, dan sukacita itu selesai ketika Baik Ratu muncul dipernikahannya. Dia meyakinkannya bahwa Peri Gunung telah kehilangan semua kekuasaan atas dirinya dan setelah menghabiskan beberapa waktu dengan pasangan muda, sang Baik Ratu menganugerahkan hadiah yang paling mahal pada mereka, ia pensiun ke negara nan jauh.

Raja Alphege bersikeras kepada saudaranya untuk berbagi tahtanya, dan mereka semua hidup sampai usia tua dengan baik, secara universal dicintai dan dikagumi seluruh rakyat, mereka semua hidup bahagia sampai akhir hayatnya.

Sekian terima kasih.

Cerita Sebelumnya : Sang Monyet Hijau 2 - Dongeng Persia

Wasalam.
oleh : mamang
edit  : galih
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...