Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Wednesday, August 28, 2019

Sang Ratu Dan Sang Tikus - Dongeng Perancis

courtesy of storiestogrowby.org
Dongeng Anak Dunia - Alkisah seorang Raja yang jahat dari negeri yang jauh menyerbu negeri tempat seorang Ratu memerintah. Sang Raja menyerang dan menangkap Ratu serta bayi perempuannya sebagai tahanan. Ketika sang Raja kembali ke kerajaannya, dia mengunci sang Ratu dan bayi perempuannya di ruangan tertinggi dari sebuah menara tinggi. Ruangan itu sangat kecil dan kosong, dengan hanya satu meja dan tempat tidur yang sangat keras.

Kemudian sang Raja memanggil sang peri yang tinggal di dekat kerajaannya. Dia hampir mendorong Peri untuk naik tangga ke kamar sang Ratu. Sang Peri tersentuh oleh kondisi sang Ratu yang menyedihkan. Ketika dia mencium tangan sang Ratu, sang Peri berbisik padanya, "Jangan takut, nyonya! Kurasa aku tahu cara untuk membantumu."

Sang Ratu berbisik terima kasih kepada sang Peri. Kemudian sang Raja yang jahat itu berteriak dengan keras, "Diam!" Dia berbalik ke sang Peri. "Aku membawamu ke sini karena satu alasan dan hanya satu alasan. Katakan padaku, apakah bayi perempuan ini akan tumbuh menjadi pengantin yang layak untuk putraku?"

Sang Peri menjawab bahwa memang, sang Putri akan tumbuh dengan penuh rahmat, kecerdasan, dan daya tarik dalam segala hal yang layak menjadi singgasana. Sang Raja itu menggeram kepada sang Ratu bahwa mereka berdua beruntung karena sang Peri mengatakan hal seperti itu. Dia akan menyelamatkan hidup bayi untuk menjadi calon pengantin bagi putranya. Dari menara ruangan tertinggi, sang Peri dan sang Ratu bisa mendengar putra Raja menjerit dan menuntut agar para pelayannya melakukan ini dan itu dari jauh di bawah, suaranya yang kejam membawa semua suara dan suara lainnya. Raja bergemuruh bahwa jika Peri membuat ramalan yang berbeda, baik bayi dan ibunya akan segera digantung. Kemudian dia pergi membawa sang Peri dan meninggalkan sang Ratu yang malang sambil menangis.

"Bagaimana aku bisa berharap putri kecilku tumbuh, kalau hanya untuk menikah dengan putra sang Raja yang mengerikan itu!" dia menangis. "Namun jika dia bernasib buruk, kita berdua akan dikutuk sekarang. Kalau saja aku bisa menyembunyikannya di suatu tempat, di mana saja! Pasti ada tempat yang aman di mana sang Raja yang kejam itu tidak pernah bisa menemukannya." Tapi di mana bayi itu bisa disembunyikan, karena mereka berdua terjebak di ruangan kecil di puncak menara?

Seiring berlalunya waktu, sang Ratu dan Putri kecil itu semakin kurus. Setiap hari, sipir penjara mereka yang keras hati hanya memberi mereka tiga kacang polong rebus untuk dimakan dan sepotong kecil roti hitam, sehingga mereka selalu sangat lapar. Akhirnya, pada suatu malam, ketika sang Ratu duduk di atas roda pemintalnya - karena dia juga disuruh bekerja siang dan malam - dia melihat seekor tikus kecil yang sangat cantik keluar dari sebuah lubang. Dia berkata kepada tikus itu, "Aduh, tikus kecil! Kenapa kamu datang ke sini? Kami hanya memiliki tiga kacang polong. Sebaiknya kamu pergi ke tempat lain untuk mencari makananmu."

Tetapi tikus itu berlari ke sana kemari, menari dan berputar dengan sangat cantik, sehingga sang Ratu bertepuk tangan dan tertawa dengan gembira. Akhirnya dia memberikan kacang polong terakhirnya untuk sang tikus itu yang seharusnya dia simpan untuk makan malamnya, sang Ratu berkata, "Ini, tikus kecil. Maafkan aku, karena hanya ini yang bisa aku tawarkan padamu. Tarianmu sangat bagus dan layak mendapatkan lebih dari kacang polong kecil yang keriput ini."

Pagi harinya, sipir atau seorang penjaga membawa makanan harian untuk sang Ratu dan sang Putri masing-masing tiga kacang. Kemudian setelah sipir itu pergi, sang Ratu memberikan ketiga kacang polongnya kepada sang tikus.

Piring kosong itu langsung ditutupi dengan segala macam hal-hal indah untuk dimakan dan sang Ratu berbagi pesta dengan putrinya. Tetapi setelah itu, ketika dia duduk di roda pemintalannya, dia mulai khawatir kalau makanan enak itu bisa berakhir kapan saja dan bahkan bisa saja putrinya yang berharga ditakdirkan untuk hidup sebagai tahanan dan dipaksa untuk menikah dengan sang Pangeran yang mengerikan itu ketika dia dewasa nanti.

Sang Ratu mulai putus asa, "Oh! Kalau saja aku bisa memikirkan cara untuk menyelamatkannya!"

Ketika dia berbicara, dia memperhatikan tikus kecil itu bermain di sudut pojokan dengan sedotan yang panjang. Sang Ratu mulai mengepang sedotan dan berpikir, "Jika aku punya sedotan yang cukup banyak, aku bisa membuat keranjang untuk putriku dan si tikus. Lalu aku menaruh putriku di keranjang dan menurunkannya melalui jendela, semoga saja ada seseorang yang baik hati yang bisa merawatnya dan membesarkannya agar terbebas dari tahanan."

Pada saat dia selesai berpikir, sang tikus kecil itu telah menyeret lebih banyak dan lebih banyak lagi, sampai sang Ratu punya banyak untuk menenun keranjangnya. Sang Ratu bekerja keras pada malam itu, sementara sang tikus kecil menari-nari untuk menghiburnya. Pada waktu makan siang dan makan malam, sang Ratu memberi tikus tiga kacang dan sedikit roti.

Akhirnya keranjang itu telai selesai dikerjakan oleh sang Ratu. Sang Ratu sedang memandang ke luar jendela untuk melihat berapa panjang tali atau sedotan yang harus dibuatnya untuk menurunkan keranjang ke bagian bawah menara, ketika dia melihat seorang wanita tua kecil di bawah bersandar pada tongkatnya dan menatapnya. Wanita tua itu berkata, "Saya tahu masalahmu, Nyonya. Jika kamu mau, saya akan membantumu."

"Oh, nona sayang!" kata sang Ratu. "Jika kamu benar-benar ingin membantuku, aku akan memberitahumu lagi saat waktu yang tepat, dan aku akan menurunkan bayi kecilku yang malang yang ada di dalam keranjang dan juga tolong rawatlah bayi kecilku ini dengan baik. Ketika aku sudah bebas dari sini, aku akan mengambil anakku kembali dan aku akan membalas semua kebaikkanmu. "

"Aku tidak peduli dengan hadiah apa pun, nyonya," kata wanita tua itu. "Kamu tidak perlu khawatir karena aku akan merawat putrimu dengan sangat baik dan penuh perhatian. Tetapi ada satu hal yang saya inginkan darimu. Kamu harus tau kalau makananku sangat khusus yang tidak lain adalah tikus yang manis dan montok. Kalau di keranjangmu terdapat tikus, berikanlah padaku, karena hanya itu saja yang kuminta. "

Nah, ketika sang Ratu mendengar hal itu, dia mulai menangis. Setelah menunggu beberapa menit, wanita tua itu bertanya ada apa.

Sang Ratu menjawab, "Hanya ada satu tikus di keranjang ini, dan tikus ini sangat manis, pintar dan lucu jadi aku tidak tega membiarkan tikus itu dibunuh dan dimakan kamu."

"Apa!" teriak wanita tua itu dengan marah. "Kau lebih peduli pada tikus daripada bayimu sendiri? Selamat tinggal, nyonya! Aku akan pergi untuk mencari tikus sendiri dan membiarkanmu diatas menara sana. Aku berterima kasih pada bintang-bintangku karena aku bisa mendapatkan banyak tikus tanpa mengganggu orang sepertimu! "

Malam itu ketika bayi Ratu tertidur lelap, dia mengemasnya ke dalam keranjang dan menulis di selembar kertas, "Ini bayi perempuanku yang tercinta tetapi tidak seberuntung anak-anak yang lain. Tolong besarkan dia dengan penuh kelembutan, cinta dan kasih sayang." Dia menempelkan pada jubah bayi itu. Sang Ratu sangat sedih saat menutup keranjang itu. Tiba-tiba sang tikus melompat.

"Ah, si kecil!" kata sang Ratu. "Hari ini aku telah menyelamatkan nyawamu, kenapa kamu bertingkah melompat seperti ini."

Si Tikus menjawab, "Percayalah, Nyonya, kamu tidak akan pernah menyesali kebaikanmu karena telah menyelamatkan hidupku."

Sang Ratu sangat tercengang ketika sang tikus bisa berbicara dan terlebih lagi ketika dia melihat hidungnya yang kecil dan tajam itu berubah menjadi wajah yang menawan dan cakarnya menjadi tangan dan kaki. Kemudian tiba-tiba tumbuh tinggi dan sang Ratu mengenali Peri yang waktu itu datang ke kamar menara dengan Raja jahat untuk mengunjunginya.

Sang Peri tersenyum melihat sang Ratu yang heran. Kata Peri, "Aku ingin melihat apakah kamu mampu menjalin pertemanan sejati sebelum aku sepenuhnya membantumu. Kamu tahu, kita peri kaya akan segalanya kecuali teman dan teman sejati sulit ditemukan."

Sang Ratu bersandar, berkata pada sang Peri, "Aku tidak percaya kamu kekurangan teman, kamu makhluk yang menawan."

"Tapi memang begitu," kata Peri. "Karena banyak yang bersahabat dengan Peri hanya untuk keuntungan mereka sendiri. Tetapi kamu tetap melindungi tikus kecil yang malang ini walaupun kamu tidak tahu ada sesuatu yang bisa didapat darinya. Untuk mengujimu, aku merubah diriku dalam bentuk wanita tua yang kamu ajak bicara dari jendela itu. Aku menggodamu untuk meninggalkan teman tikus kecil itu. Tetapi hal itu tidak kamu lakukan! Lalu aku menyadari kalau kamu memang mampu menjalin persahabatan sejati. "

Beralih ke Putri kecil, sang Peri mencium bibirnya yang kemerahan sebanyak tiga kali. Sang Putri bergemuruh dan terkikik.

"Si kecil sayang," kata sang Peri kepada bayi perempuan itu. "Aku akan membawamu dan ibumu ke pondokku yang sangat indah dan cukup jauh dari kerajaan yang jahat ini. Di sana kalian berdua tidak akan terlihat oleh orang lain termasuk sang Raja dan kamu bayi yang manis akan tumbuh dewasa dengan aman dan bebas dan akan selalu bersama ibumu. "

Dalam sekejap, sang Peri, sang Ratu, dan bayinya menghilang dari ruang penjara menara, dan tidak pernah kembali lagi.

Source : click disini
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...