Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Friday, September 6, 2019

Tiga Teka-Teki - Dongeng Cina 4

courtesy of storiestogrowby.org
Dongeng Anak Dunia - Kaisar berdiri, berjalan menuju sang Pangeran Calaf, dan memeluknya. "Selamat datang di keluarga kami anak muda, kamu pantas berada disini."

"Ayah, tunggu!" kata sang Putri Turandot. "Hanya satu teka-teki lagi - kumohon!"

"Apa?" sang Ayah bergemuruh. "ayah telah bersabar dan tetap berpegang pada aturanmu dan saya menyetujuinya. Kami telah berpegang pada aturanmu. Tiga teka-teki adalah aturan yang telah kamu buat, tiga teka-teki yang telah dijawab pemuda itu. kamu tidak akan lagi mengeluarkan teka-teki ! Dia akan memiliki tanganmu dalam pernikahan, dan pernikahan akan berlangsung besok malam! "

Sang putri bergegas menuju ayahnya, berlutut dan mencengkeram jubahnya. "Ayah, kumohon!" katanya putus asa.

"Yang Mulia, bolehkan aku berbicara," kata sang Calaf, sambil mengangkat tangannya.

"Tentu saja, anak muda," kata sang kaisar.

"Aku akan menerima teka-teki keempat dari sang Putri, tetapi karena Yang Mulia telah menolaknya, kita semua yang berada disini harus menghormati keputusan Yang Mulia. Namun bisakah aku mengusulkan proposisi milikku sendiri?, Aku mengusulkan teka-teki kepada sang putri, jika dia menebaknya dengan benar, maka aku akan mencabut klaimku menikah dengan sang Putri dan akan segera pergi dari sini dan tidak pernah kembali, karena aku dapat melihat bahwa dia tidak peduli kepada diriku. Jika dia tidak menebak dengan benar, maka sang Putri lah yang harus bersumpah bahwa dia akan menikah denganku. "

Lagi-lagi kerumunan orang disekitar menjadi tegang dan bertanya-tanya, menatap dan menunjuk ke arah pemuda itu, kaget bahwa dia akan membiarkan masalah seperti itu tetap terbuka, terutama ketika dia memiliki segalanya kecuali memenangkan tangan sang putri.
"Baiklah," kata sang raja. "Dan kamu, anakku. Apakah kamu bersumpah untuk menyetujui persyaratan yang di berikan pemuda itu?"

"Aku bersumpah, ayah!" teriaknya sambil bangkit dari lantai. Semua kepala berbalik ke arah sang putri.

"Baiklah, katakan padaku: Siapa namaku, dan dari negeri mana aku datang?" kata sang pangeran muda Calaf.

Kerumunan orang-orang bergumam. Siapa nama pemuda itu? Adakah yang tahu?

"Baiklah, aku akan menjawab teka-tekimu," kata sang Putri, kepalanya terangkat tinggi. "Besok."

"Besok?" raung sang kaisar. "Anak muda ini tidak memintamu untuk menunggu semalaman sebelum dia menjawab teka-tekimu. Beraninya kau membengkokkan aturan!"

"Dengan segala hormat, Yang Mulia," keluh sang pangeran muda, "Aku mengabulkan permintaan sang putri. Dia mungkin memberikan jawabannya besok."
sang Kaisar mengangkat tangannya ke langit-langit. "Sangat baik!" Kemudian dia berbicara kepada kerumunan prang-orang yang berada dalam istana: "Datanglah ke sini besok siang dan kami akan menyelesaikan teka-teki ini sekali lagi."

Malam itu di kamarnya, sang pangeran tidur dengan gelisah, tetapi kali ini karena kegembiraan ia akan menikahi sang Putri Turandot yang luar biasa. Dalam mimpinya ia mendengar kenop pintu di kamarnya. Atau apakah itu mimpi? Masih dalam tempat tidur sang pangeran Calaf melihat pintu dan memang pintu besar itu perlahan terbuka.

"Siapa itu!" kata sang pangeran sambil meraih pisaunya.

"Diam!" teriak suara wanita. "Aku telah siap menghadapi bahaya yang besar."

"Maksud kamu apa?"

"Aku sebenarnya adalah Adelma, seorang gadis budak. Nyonyaku adalah Putri Turandot."

"Masuklah," kata sang pangeran sambil turun dari tempat tidur dan meluruskan selimut. "Apa yang membawamu kemari pada malam hari seperti ini?"

"Aku harus berbisik," katanya, "di istana ini seorang wanita tidak boleh masuk ke apartemen pria, jadi aku tidak bisa lama-lama, tetapi kamu harus aku peringatkan."

"Peringatkan tentang apa?"

"Ssst!" katanya dengan agak panik. "Hidupmu dalam bahaya. Nyonyaku telah menyuap dua pengawal untuk menusukmu dalam perjalanan ke ruang tahta esok hari."

"Apa?!" sang pangeran terkejut. "Tapi kenapa?"

"Dia wanita yang sangat licik, sehingga dia tidak terima kalau kamu menjawab semua teka-tekinya tetapi dia tidak bisa menyelesaikan teka-teki kamu. Tentunya kamu sadar dia mampu melakukan perbuatan keji seperti itu!"

Kepala pangeran berputar dan berpikir. Memang benar dia telah mengirim banyak pria muda ke kematian mereka sebelum dia, jadi mengapa dia berbeda? Namun ... matanya ... dia yakin dengan apa yang telah dilihatnya ... bagaimana mungkin dia salah tentang dia?

"Bagaimana mungkin?" kata sang pangeran Calaf, "Oh, cinta menghancurkan semuanya! Lebih baik kau membunuhku di aula ini daripada menjadi istriku yang licik? Satu-satunya penghiburku saat ini adalah ayahku Timurtas dan ibuku tersayang Elmazen, mereka tidak akan pernah tahu nasib apa yang menimpa putra mereka Calaf yang sangat jauh di China dan aku telah gagal melayani masyarakatku! "

"Tuan, tenang, kumohon!" desak Aldelma. "Aku datang kesini bukan hanya untuk memperingatkanmu, tetapi untuk memberitahumu jalan keluar."

"Maksud kamu apa?"

"Aku sudah menyuap penjaga pintu dan penjaga di gerbang. Kita bisa lewat tanpa ketahuan. Aku tahu semua lorong dan terowongan tersembunyi di istana ini. Ayo cepat, kita harus melarikan diri sebelum terlambat!"

Ketika dia berbicara, sang pangeran Calaf berusaha untuk melihat bayang-bayang wajahnya yang bersemangat dalam cahaya redup, "Tetapi mengapa kamu mengambil resiko seperti ini?"

"Aku tidak peduli pada wanita yang berkonspirasi melakukan kejahatan seperti itu!" seru Adelma. "Dari saat aku pertama kali melihatmu dan menyaksikanmu menjawab teka-teki yang dia berikan dan melihat betapa murah hatinya dirimu menawari dia untuk menjawab teka-tekimu besok, aku tahu meskipun hati nyonyaku sangat dingin, namun sejujurnya hatiku sendiri terbakar karena aku mencintaimu. Aku menyelinap malam ini untuk menceritakan semua ini kepadamu, dan berharap kamu percaya padaku dan mau ikut denganku, sehingga kamu dapat melarikan diri dan kita bisa hidup bersama."

Cerita Selanjutnya : Tiga Teka-Teki - Dongeng Cina 5
Cerita Sebelumnya : Tiga Teka-Teki - Dongeng Cina 3

Source: click disini
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...