Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Thursday, December 12, 2019

Hansel dan Gretel 2 - Dongeng Jerman

courtesy of dltk-teach.com
Dongeng Anak Dunia - Mereka terbangun karena mendengar suara sang penebang kayu dan istrinya sedang berdebat.

"Bagaimana kamu bisa membiarkan anak-anak kita yang tercinta sendirian di hutan?" Mereka mendengar ayah mereka bertanya kepada ibu mereka dengan sedih.

"Kami akan ... Kita semua akan kelaparan, jika mereka tetap tinggal di sini! Ini satu-satunya jalan supaya kita berdua bisa tetap hidup" jawabnya.

Sekarang Hansel dan Gretel pasti tahu bahwa keberuntungan mereka telah berakhir.

Hansel mencoba memikirkan cara untuk mengeluarkan mereka berdua dari kekacauan di keluarga mereka. Dia melihat sekeliling mencari batu loncatan, namun mereka tidak menemukan satupun, Hansel mengira burung nakal telah mencuri semua batu loncatan.

Hansel dan Gretel putus asa dan kembali ke tempat tidur mereka, menunggu ibu mereka datang dan membawa mereka ke hutan.

Benar saja, sang istri penebang kayu berjalan ke kamar mereka. Dia memerintahkan Hansel memakai sepatu botnya dan Gretel memakai pakaiannya.

Sekali lagi mereka pergi ke arah hutan.

Namun, sebelum mereka pergi, sang penebang kayu diam-diam menyelipkan sepotong roti kecil kepada Hansel. Hansel melihat ekspresi putus asa di wajah ayahnya yang tersayang.

Hansel menyelipkan roti di sakunya, menghancurkan roti tersebut menjadi remah-remah dan dengan wajah sedih mengikuti di belakang ibunya dan saudara perempuannya yang terkasih. Setiap beberapa langkah kakinya, ia menjatuhkan remah roti itu ke tanah.

Namun, ibu mereka tampak curiga pada Hansel.

"Hansel, apa yang sedang kamu rencanakan?" Teriaknya.

Mendengar ibunya marah, Gretel dengan cepat menemukan cara untuk mengalihkan perhatian ibu mereka:

"Ibu! Ibu! Peri hutan liar baru saja terbang ke rambutmu!"

Karena panik, ibu Hansel dan Gretel mulai gemetar dan menggeliat, dia merapikan rambutnya dan memekik ketakutan.

Hal tersebut memberikan Hansel waktu untuk mengejar ketinggalannya.

"Kalian membuat ibu kesal dan marah. Cepatlah SEKARANG," gerutu ibu mereka.

Mereka melakukan perjalanan beberapa mil lagi sampai mereka tiba di tempat terbuka yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dari sebelumnya.

"Ibu akan mencari tempat yang bagus untuk memotong kayu. Kalian berdua, tetaplah disini! Ibu akan segera kembali kesini," perintahnya. Jadi, anak-anak menunggu dan menunggu DAN menunggu, tetapi ibu mereka tidak pernah kembali lagi ke tempat Hansel dan Gretal berada.

Hansel menawari Gretel sepotong roti yang tersisa.

"Ini bukannya yang tadi kau jatuhkan di tanah," kata Gretel.

"Aku menjatuhkan sebagian batu lompatan kita yang terakhir kali. Ibu membawa kita ke rute yang berbeda hari ini dan burung bodoh itu pasti telah mencuri semua batu itu. Besok pagi kita jalan menelusuri jejak remah-remah roti yang telah aku jatuhkan ke tanah, "Jawab Hansel.

"Pagi? Hansel! Aku tidak mau tinggal di sini semalam," kata Gretel. Kemudian teringat akan kepanikan Hansel tadi malam, Gretal mulai cemas, "Bagaimana dengan serigala? Bagaimana dengan—"

"Oke. Tidak ada serigala, beruang, cougars, rakun, musang, atau tupai yang akan memangsa kita. Aku mengerti, apa yang kau rasakan. Kita akan keluar dari sini," kata Hansel, menyela perkataan adiknya.

Mereka berjanji satu sama lain dan kemudian bersantai di rawa yang sangat kecil, sambil mengistirahatkan kaki mereka dan bermain tebak-tebakan. Tiba-tiba, hidung mereka dipenuhi dengan aroma manis yang aneh. Mereka mengikuti aroma tersebut yang lebih kuat dan lebih lezat.

Mulut mereka meneteskan air liur, Hansel dan Gretel akhirnya mendapatkan sumber aroma tersebut.

Di depan mata dan hidung mereka terdapat sebuah rumah yang seluruh bangunannya terbuat dari permen yang tampak lezat dan manis.

Atapnya dilapisi dengan lapisan gula putih halus dan sirup merah muda, pintu dorong terbuat dari permen karet yang diseduh dengan gula yang berkilau, sungai cokelat dan susu berbusa mengalir di bawah jembatan roti jahe yang mengarah ke pintu roti jahe, dan sebuah taman lolipop berada di depan jendela gula besar yang dikristalisasi.

Sejenak Hansel dan Gretel berdiri dengan tertegun, dan kemudian tanpa hati-hati atau ragu-ragu, mereka berlari ke rumah itu dan mulai menjejali wajah mereka dengan penuh permen.

"Gadis kecil apa yang membuatmu datang ke rumahku ini?" pekik suara aneh.

Hansel dan Gretel berhenti sejenak dan saling menatap, wajah mereka berantakan dipenuhi permen.

"Ugh!" teriak mereka berbisik serempak.

"Oh, dua anak kecil!" suara itu memekik lagi. Hansel dan Gretel berbalik dan menatap seorang wanita yang sangat kecil dengan rambut acak-acakan mengenakan gaun merah muda panjang. Dia terlihat sangat aneh dan berbau sangat lucu dan agak terlalu manis.

Wanita tua itu kemudian mengundang Hansel dan Gretel ke rumahnya.

"Ada lebih banyak permen di sini! Permen segar, manisanku!" dia memanggil mereka, memberi mereka isyarat di dalam rumahnya.

Meskipun Gretel protes hati-hati, Hansel tetap berlari ke rumah permen itu. Setelah beberapa saat berdiri di luar, wanita tua itu mengeluarkan kepalanya yang bergigi bergerigi keluar dari rumah kecil itu dan memberi isyarat kepada Gretel:

"Masuk, masuk. Ya ampun, kamu sangat cantik!"

Source : click disini
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...