Dongeng dan Cerita Pendek Anak Dari Seluruh Dunia Seperti Indonesia, Rusia, Amerika, Cina, Inggris, dan lain-lain

Thursday, June 3, 2021

Kejutan di Oven - Cerita Perancis Kanada

courtesy of storiestogrowby.org

Dongeng Anak Dunia - Alkisah ada seorang wanita tua gemuk bernama Tante Adela tinggal di Perancis Kanada. Dia tinggal sendirian dan hanya di temani dengan kucing abu-abunya yang besar dan sapi-sapi di kandangnya.

Suatu pagi dia bangun sangat pagi karena dia harus memanggang dan ada banyak lagi yang harus dilakukannya. Dia mengambil banyak kayu dari luar ke ovennya.

"Mengapa pintu ovennya terbuka?" katanya sambil berpikir. Dia mencoba menusukkan sebatang tongkat ke dalam oven untuk memastikan tidak ada daun atau ranting.

Wanita tua itu membungkuk untuk melihat ke dalam. Ketika dia melihat kedalam oven, Tante Adela terkejut dan langsung membanting pintu oven hingga tertutup. Dia berlari keluar rumah secepat yang dia bisa.

Saat dia berlari, di sebuah pertanian dia melihat Felix tetangganya sedang mengambil seember air dari sebuah sumur.

"Felix, Felix!" dia memanggil. "Tolong Aku! Ada Sigung di ovenku!"

"Apa kamu yakin dengan yang kamu lihat?, Mungkin saja itu kucingmu." Kata Felix.

"Tentu saja aku yakin!, Kucingku tidak memiliki garis putih dipunggungnya" kata Tante Adela.

"Aku akan datang kerumahmu dan memastikannya tapi setelah Aku selesai mengambil seember air ini," kata Felix.

Tante Adela berbalik dan berlari kembali ke jalan. Dia menuju pertanian milik Louis Ross.

"Louis, Louis!" dia berteriak sambil menangis dan sampai kehabisan napas. "Ayo ikut Aku cepat! Ada Sigung di ovenku."

"Seekor Sigung?" kata Louis. "Apakah kamu yakin?, mungkin saja itu mantel bulu tua yang tidak sengaja kamu buang."

"Aku tidak pernah merasa membuang mantel buluku?" kata Tante Adela. "Aku bukanlah tipe orang yang melakukan hal seperti itu?"

"Baiklah, Aku akan segera datang ke rumahmu setelah Aku selesai memberi makan ayam ternakku."

Setelah mendengar pernyataan Louis, Tante Adela langsung menuju ke pertanian Samuel Roy.

"Samuel, Samuel!" dia berteriak. "Kamu harus datang ke peternakanku. Ada Sigung di ovenku!"

"Apakah kamu yakin?, Mungkin saja itu hanya bayangan saat Kamu membuka pintu ovenmu." Kata Samuel.

Lalu, Tante Adela berkata, "Apakah bayangan memiliki ekor yang lebat?, Apakah bayangan menggertakkan giginya ke arahku?."

"Aku akan segera datang kerumahmu setelah Aku selesai menyirami kebunku." kata Samuel.

Tante Adela pergi berlarian dari satu pertanian ke pertanian lainnya untuk mencari bantuan. Pada saat dia kembali ke rumah, Felix dan Louis sudah ada di sana. Tak berapa lama, Samuel pun juga datang dan ada beberapa orang lain yang turut mendengar tentang Sigung di oven Tante Adela.

"Ya benar, ada Sigung di sana," kata Madame Ross, yang telah membuka dan menutup pintu oven tersebut.

"Aku tahu itu!" kata Tante Adela. "Pertanyaannya adalah, apa yang harus kita lakukan?"

"Aku akan pulang untuk mengambil senjataku," kata Felix.

"Tidak tidak, jangan kau bunuh Sigung itu karena baunya akan sangat menyengat!" seru Tante Adela.

"Ya benar, Dia tidak akan bisa memanggang roti di oven itu selama sebulan karena baunya akan sangat lama hilang!" kata Madame Roy, dan semua orang setuju.

"Dan itu akan merusak kulitnya," kata Samuel yang ingin memiliki bulu Sigung.

"Bagaimana jika kita bawa anjing untuk menakut-nakuti Sigung itu?" kata Alice, putri Samuel dan Madame Ross. "Anjing yang kita bawa akan menggonggong dan Sigung keluar dari oven karena merasa takut."

"Jika Sigung ketakutan, pikirkan apa yang akan dilakukannya!" kata Tante Adela.

"Bagaimana jika kita pancing dengan sepotong daging dan mengikat daging tersebut dengan tali?" kata orang lain yang berada disekitar rumah Tante Adela. "Sigung akan keluar dengan sendirinya saat mencium aroma dari daging yang kita ikat dengan tali lalu perlahan kita tarik keluar."

"Aku tidak punya daging, jika Aku punya daging, Aku pasti tidak akan menyia-nyiakan daging itu untuk Sigung, lebih baik aku jual atau Aku masak dan makan sendiri!"

Rencana tersebut dibatalkan. Tidak ada orang lain yang peduli menggunakan daging mereka sendiri untuk memancing Sigung keluar dari oven karena Tante Adela pun tidak mau menggunakan daging miliknya.

"Oh, sial sekali nasib aku hari ini!" ratap Tante Adela.

Saat itu, semua orang mulai bosan dengan pertanyaan Sigung. Dan sepertinya Tante Adela tidak akan menyajikan makanan atau minuman untuk semua orang yang datang. Lalu, Felix Bell dan istrinya ingat bahwa mereka harus memerah susu sapi. Louis Ross berkata dia harus kembali untuk membersihkan gudang. Dan satu per satu, semua orang menemukan alasannya masing-masing untuk pulang.

Saat itu, Tante Adela melihat Jules Martel masuk ke halaman. Pemuda itu mungkin berpikiran sederhana, pikirnya. Namun, siapa lagi yang bisa dia mintai bantuan?.

"Jules!" dia memanggil pemuda itu. "Jules Martel. Tolong Aku, ada Sigung di ovenku. Bisakah kamu mengeluarkannya tanpa membuatnya takut? "

Jules hanya menganggukkan kepalanya tanpa berkata apapun.

Semua orang yang hendak akan pulang, berbalik arah dan ingin melihat apa yang akan dilakukan pemuda itu.

Jules Martel berjalan menuju oven. Dia membuka pintu oven dan bersandar. Dia berbicara dengan suara yang sangat rendah. Tidak ada yang bisa mendengar apa yang dia katakan. Akhirnya dia bangun dari sandarannya dan melangkah mundur. Kemudian wajah Sigung yang tajam mencuat keluar dari pintu oven. Semua orang mundur beberapa langkah.

Perlahan Sigung itu berjalan melewati halaman rumah Tante Adela, mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan tatapannya menuju ke arah hutan, lalu Sigung berlari dengan cepat ke arah hutan dan menghilang dari penglihatan semua orang.

Tante Adela sangat senang. Semua orang tercengang melihatnya.

"Bagaimana kamu membuatnya keluar?" kata Samuel kepada Jules.

"Apa yang kamu katakan padanya?" kata orang lain.

"Aku hanya memberitahunya, jika dia tinggal di oven, dia akan mulai mencium bau seperti roti Tante Adela. Dan jika itu terjadi, tidak ada Sigung lain yang akan mendekatinya karena aroma bau badannya tidak lagi seperti Sigung lainnya."

"Siapa yang tahu?, Makhluk rendahan seperti Sigung peduli tentang apa yang dipikirkan makhluk lain tentang dia." Kata Samuel Roy sambil menggelengkan kepalanya. 

"Kurasa semua makhluk hidup pasti memiliki rasa harga diri, tidak peduli siapa mereka." kata Alice Roy.

Alice Roy dan yang lainnya mengangguk dalam diam.

Selesai.

Source : click disini
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive

Followers

Statistik

 
loading...