Courtesy of Dongeng Anak |
Dan dia berharap ingin cepat sampai di tempat tujuan dengan cepat dengan kudanya dia kembali melesat. Dia telah sampai di rawa yang berbau belerang, cukup untuk membuat orang pingsan karena baunya. Sang penenun tidak punya waktu untuk kalah, sehingga ia meraih cabang pohon dan mengayunkan dirinya ke atasnya dengan gesitnya seperti kucing. Sang kuda itu berlari lurus ke mulut naga dan menelan semuanya. Dalam waktu kurang dari satu menit, sang naga mulai tersendak tenggorokannya. Sementara sang penenun masih berada di atas pohon dan sang naga hanya dapat melihat dengan mata dan aroma menyengat disekitarnya.
"Anda juga akan turun, tidak mungkin engkau terus diatas pohon, karena aku akan memiliki Anda dan menunggumu terus sambil mengerami telur-telurku." kata sang naga.
"Tidak ada cara lain saya harus turun," katanya dalam hati sang penenun sambil menangis hatinya.
"Jadi apa yang saya pedulikan?" Kata naga.
"Walaupun Anda memiliki banyak uang di kantong sakumu, itu sudah tidak berguna lagi. Aku akan berbaring di sini di bawah pohon ini, dan cepat atau lambat Anda akan jatuh ke pangkuanku, hahahahaaaa."
Dan benar saja dia duduk dan mulai membersihkan gigi dengan ekornya setelah sarapan berat pagi hari, karena ia telah memakan ternak seluruh penduduk desa, apalagi ditambah sarapan sang kuda tadi. Akhirnya dia lupa akan tugas menunggu sang penenun dan dia tertidur karena kekenyangan, sepanjang hari itu dia tertidur dengan sangat pulas di bawah pohon. Seperti seorang anak wanita kecil yang berpita sangat lucu sekali terlihat dia bias naik tapi tidak bisa turun dari pohon tersebut, dia hanya bisa mengigit-gigit jarinya sehingga sang penenun tidak bisa melarikan diri. Segera binatang itu mendengkur seperti guntur, dan penenun mengambil kesempatan untuk merayap turun dari pohon. Ia sudah berada dekat di bagian bawah saat itu, Anda tidak akan percaya? Di sebuah cabang dekat sekali dengan sang naga blaggard dia tergantung dan dia terjatuh lurus di atas sang naga karena cabang pohon tersebut patah. Tapi keberuntungan masih berpihak padanya, sang naga tidak bisa melawan sepenuhnya karena dia mendarat dengan dua kakinya di kedua sisi leher jijik makhluk tersebut. Sang naga memutar dan menggeliat, mengguncang semua sisik pada tubuhnya, dan mencoba menggigitnya, tapi sang penenun tergenggam erat telinganya dan tidak akan membiarkan dirinya terlepas.
"Dengan tipu daya seperti ini, buruk sekali kelakuanmu," kata sang naga.
"Biar saja, jiika Anda tidak akan membiarkan aku pergi dengan selamat, aku akan berada diatas kepalamu dan mencengkeram leher Anda selamanya." Jawab sang penenun.
Sang naga terbang kencang ke atas, "Oh Tuhan dia terbang menuju istana Dublin." Gumam sang penenun.
Sang penenun yang berada di leher sang naga merupakan gangguan yang sangat menyakitkan, tetapi dia tetap terbang dan dia terbang dan terus terbang sampai dia datang dengan cepat sekali dan menabrak benteng istana Raja Dublin. Pada saat waktu itu sang Raja sedang berada di kamarnya mengurung diri. Tidak masuk akalkan, sepertinya keberuntungan terus dimiliki sang penenun. Raja melihat keluar dari jendela ruang tamunya apa gerangan yang terjadi. Ketika dia melihat sang penenun sedang mengendarai naga api, menyala seperti tong tar, ia berseru, siapkan mobil pemadam kebakaran untuk menyelamatkan dia keluar dari api, seluruh istana menyaksikan naga terjatuh, mereka berlari keluar untuk menyaksikan dengan rasa ingin tahunya. Pada saat mereka tiba di sana, sang penenun telah menyelinap dari leher naga dan berlari ke arah sang Raja yang kebetulan waktu tersebut dia berada sudah di tempat tersebut. Dan berkata, "Silahkan Anda saksikan, saya berpikir kalau saya tidak layak untuk membunuh binatang ini karena tidak sopan terhadap Raja, jadi saya jinakkan dulu kemudian saya naik di atas lehernya dan silahkan Anda membunuhnya di tempat Anda! sebagai penghormatan terhadap Paduka Raja."
Benar saja, sang Raja dengan senang hati menghunus pedangnya dan membuat akhir hidup sang naga. Nah, sekarang ada berita besar sukacita di pengadilan ketika binatang itu dibunuh, dan Raja berkata, "tidak ada gunanya saya membuat kesatria baru lagi, karena Anda adalah salah satu ksatria lain dari pada yang lain, jadi saya akan membuat Anda penguasa yang hebat."
"Oh Tuhan!" Kata sang penenun, bagaikan disambar petir di siang hari bolong oleh keberuntungan sendiri.
"Dan sepertinya Anda adalah orang pertama yang pernah saya dengar dari cerita-cerita lain dari orang yang naik naga, Anda akan disebut Lord Mount-Dragon. Dan saya akan memberikan putriku juga untuk engkau jadikan istrimu."
Dan sampai hari ini, di kota Duleek, sang penenun dan perbuatan mulianya selalu dirayakan orang-orang dengan pujian-pujian yang sama di St. George.
Semoga bermanfaat. Sekian.
Cerita Sebelumnya : Penenun Dan Sang Naga 2 - Dongeng Irlandia
Wasalam.
oleh : mamang
edit : galih
0 comments:
Post a Comment