courtesy of gutenberg.org |
"Tidak, tentu saja tidak! Tapi tolong teman tikus, ambilkan kumbang emas itu kembali untukku, dan aku akan membebaskan kamu sekaligus dari semua kewajibanmu untukku. Apakah kamu tahu di mana dia menyembunyikannya?"
"Ya tentu saja, mereka menyembunyikannya di celah-celah tembok yang rusak. Aku akan membawanya kepadamu dalam sekejap, tetapi bagaimana nasib kami disini jika kumbang emas tersebut kembali padamu?, Aku takut beberapa hari kemudian stok makanan kami sudah habis dan kami akan kelaparan. "
"Hiduplah dengan mengenang perbuatan baikmu," pekik si kucing. "Sekarang cepatlah ambil kumbang emas itu! Aku percaya padamu sepenuhnya, karena orang-orangmu tinggal di rumah Konfusius. Aku akan menunggumu di sini sampai kamu kembali dengan membawa kumbang emas itu. Ah!" Whitehead menertawakan dirinya sendiri, "keberuntungan sepertinya akan datang pada kami lagi!"
Lima menit kemudian tikus itu muncul dengan membawa pernak-pernik di mulutnya dan juga kumbang ke sang kucing dan kemudian membawanya pergi untuk selamanya. Kehormatannya sang tikus aman, tetapi dia takut pada Whitehead karena telah melihat sinar keinginan di mata hijaunya dan sang kucing itu mungkin telah melanggar janjinya karena dia tidak begitu ingin kembali ke rumah di mana majikannya bisa memerintahkan ketel untuk menghasilkan makanan.
Kedua petualang sang anjing dan sang kucing telah mencapai sungai tepat saat matahari terbit di atas bukit timur.
"Hati-hati," Blackfoot memperingatkan kepada sang kucing, ketika sang kucing itu melompat ke punggungnya untuk naik melintasi sungai, "berhati-hatilah untuk tidak melupakan harta karun itu. Ingat, meskipun kamu wanita, jagalah mulutmu agar selalu ditutup sampai kita mencapai sisi sungai lain. "
"Terima kasih atas saranmu, tapi kurasa aku tidak butuh saranmu," jawab Whitehead, mengambil kumbang dan melompat ke punggung anjing.
Namun sayang! saat mereka baru sampai di tengah sungai, sejenak sang kucing yang bersemangat itu melupakan kebijaksanaannya. Seekor ikan tiba-tiba melompat keluar dari air dan langsung mengambil pernak-pernik dibawah hidungnya. Godaan itu terlalu hebat. Jepret! kumbang emas tenggelam ke dasar sungai.
"Sana ambil!" kata anjing itu dengan marah, "apa yang aku katakan padamu? Sekarang semua yang kita rencanakan sia-sia, semua karena kebodohanmu."
Selama beberapa waktu ada perselisihan yang pahit, dan para sahabat saling memanggil nama-nama yang sangat buruk, seperti kura-kura dan kelinci. Tepat ketika mereka mulai menjauh dari sungai, kecewa dan berkecil hati, seekor katak ramah yang kebetulan mendengar pembicaraan mereka menawarkan diri untuk mengambil benda tersebut dari dasar sungai. Tidak lama setelah itu mereka mendapatkannya kembali dan setelah berterima kasih kepada hewan yang membantunya, mereka kembali ke rumah majikannya.
Ketika mereka sampai di pondok, pintu tertutup, dan seperti yang dia lakukan, Blackfoot tidak bisa membujuk tuannya untuk membukanya. Ada suara ratapan nyaring di dalam.
"Nyonya patah hati," bisik si kucing, "aku akan menemuinya dan membuatnya bahagia."
Setelah berkata kepada sang anjing, dia melompat ringan melalui lubang di jendela yang sayangnya terlalu kecil dan terlalu jauh dari tanah untuk dimasuki anjing yang setia.
Sebuah pemandangan sedih menyambut tatapan Whitehead. Putranya terbaring di ranjang tanpa sadar, hampir mati karena kekurangan makanan, sementara ibunya, dalam keputus-asaan, berjalan ke belakang dan ke depan meremas-remas tangannya yang kusut dan menangis sekencang-kencangnya agar ada seseorang datang dan menyelamatkannya.
"Aku di sini, nyonya," seru Whitehead, "dan inilah harta karun yang kau tangisi. Aku telah menyelamatkannya dan membawanya kembali kepadamu."
Janda itu yang tadi nya sedih, kini sangat senang karena saat melihat sang kucing membawa kumbang emas itu dan menangkap sang kucing itu dengan lengan kurusnya kemudian memeluk hewan peliharaan itu erat-erat ke dadanya.
"Sarapan, nak, sarapan! Bangun dari pingsanmu! Keberuntungan telah datang lagi. Kita diselamatkan dari kelaparan!"
Tak lama kemudian, makanan panas yang mengepul sudah siap, dan kita mungkin bisa membayangkan bagaimana wanita tua dan putranya yang memuji Whitehead, mengisi piring binatang itu dengan makanan yang enak dan lezat, tetapi tidak pernah sepatah kata pun mereka mengatakan tentang anjing yang setia, yang tetap berada di luar mengendus aroma makanan yang harum dan menunggu dengan heran, karena selama ini kucing yang berseni tidak mengatakan apa-apa tentang bagian Blackfoot dalam menyelamatkan kumbang emas itu.
Akhirnya, ketika sarapan selesai, sang kucing atau Whitehead menyelinap pergi melompat keluar melalui lubang di jendela.
"Oh, Kakakku terkasih," dia mulai tertawa, "kamu seharusnya berada di dalam untuk melihat pesta apa yang mereka berikan kepadaku! Nyonya sangat senang saat aku mengembalikan harta bendanya sehingga dia memberikanku makanan yang enak dan lezat, namun dia tidak mengatakan cukup banyak hal-hal baik tentangmu. Sayang sekali, anjing tua, kamu pasti lapar yah. Kamu sebaiknya pergi ke jalan dan berburu tulang. "
Tergila-gila oleh pengkhianatan yang memalukan dari temannya, sang anjing yang marah itu melompat ke atas kucing dan dalam beberapa detik telah mengguncangnya sampai mati.
"Matilah kau yang telah melupakan seorang teman dan sudah kehilangan kehormatan," serunya sedih, ketika dia berdiri di atas tubuh temannya.
Kemudian, sang anjing bergegas keluar ke jalanan, ia menyatakan pengkhianatan Whitehead kepada anggota sukunya, sejak saat itu dan seterusnya sang anjing berperang melawan ras kucing.
Dan itulah sebabnya keturunan Blackfoot tua, baik di Cina atau di negara-negara besar Barat telah berperang terus-menerus terhadap anak-anak dan cucu-cucu Whitehead, karena ribuan generasi anjing telah melawan mereka dan membenci mereka dengan hebat dan kebenciannya menjadi abadi.
Sekian.
Cerita Sebelumnya : Kumbang Emas, Anjing dan Kucing 3 - Dongeng Cina
Sumber: click disini
0 comments:
Post a Comment